Tampilkan di aplikasi

Majalah Travelxpose - Edisi 03/2019

Peralatan makan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi penggunaannya di seluruh dunia. Untuk wilayah Asia sendiri sumpit sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu.

Travelxpose
Sumpit berasal dari Cina lalu menyebar ke negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Bayak versi yang menyebutkan tentang awal penggunaannya namun setidaknya sumpit sudah digunakan sejak 1200 sebelum masehi. Sebelum dipakai sebagai alat untuk makan, supit digunakan untuk memasak dengan ukuran yang besar.

Semakin bertambahnya populasi di Negeri Cina pada saat itu, memaksa para koki membuat porsi makanan menjadi lebih kecil. Dengan ukuran yang lebih kecil, masakan akan lebih cepat matang dan tentu menghemat sumber daya. Kondisi ini yang mendorong masyarakat setempat akhirnya memakai supit menggantikan pisau yang biasa digunakan.

Diperkirakan pada masa Dinasti Han (sekitar 200 SM) adalah awal sumpit digunakan untuk makan, sementara penggunannya secara luas oleh masyarakat Cina baru dimulai sekitar 400 masehi. Di Cina penggunaan alat makan yang tajam seperti pisau selalu dihindari saat makan bersama keluarga, kerabat maupun teman.

Oleh karena itu ujung sumpit selalu dibuat tumpul dan mengambil makanan dengan cara menusuk dianggap tidak etis. Pengaruh filsuf terkenal bernama Konfusius juga cukup besar, beliau mempercai bahwa peralatan tajam di meja makan akan mengingatkan orang terhadap rumah jagal dan sisi pisau yang tajam akan membangkitkan kekerasan dan peperangan. Ungkapan dan ajaran inilah yang membuat penggunaan sumpit cepat menyebar ke seluruh Asia.

Bahan baku pembuat sumpit sangat beragam, ada yang terbuat dari gading, porselen, batu giok, kuningan, perunggu, besi, perak, plastik, bambu dan kayu. Para petinggi kerajaan Cina pada waktu itu menggunakan sumpit dari gading untuk alat makan sebagai penanda status sosial, sedang penggunaan supit berbahan perak digunakan untuk mengetahui makanan yang hendak disantap mengandung racun atau tidak.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI