Tampilkan di aplikasi

Kupas tuntas vaksin Covid-19, tak ubahnya imunisasi biasa

Tabloid NOVA - Edisi 1718
22 Januari 2021

Tabloid NOVA - Edisi 1718

Dianggap prematur sampai membuat sebagian orang mundur. Anda lebih siap menunggu divaksin atau menunggu terinfeksi?

NOVA
Kalau kita terkena suatu penyakit, antibodi kita akan meningkat, sehingga risiko kita terkena penyakit tersebut, jadi kecil. Tapi untuk meningkatkan antibodi, kita tidak harus sakit dulu. Ada cara lain, yaitu menggunakan vaksin. Seperti ini pula cara kerja vaksin Covid-19. Tepat pada Rabu, 13 Januari 2021 lalu, Presiden Joko Widodo sudah melakukan vaksinasi yang menjadikannya orang pertama di Indonesia yang divaksin Covid-19.

Lalu diikuti oleh para pejabat publik, tenaga kesehatan, hingga artis Raffi Ahmad yang dianggap sebagai representatif anak muda. Meski begitu, pro dan kontra vaksin Covid-19 tak juga kunjung mereda. Bahkan rasanya makin bising di telinga. Memang kedatangan vaksin harus diakui membawa angin segar di tengah pandemi, meski tak dapat dimungkiri rasa waswas juga ikut mengiringi.

Dari data Bio Farma berdasarkan survei yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, WHO, dan UNICEF, baru terdapat sekitar 64,8 persen masyarakat Indonesia yang menyatakan akan ikut vaksinasi. Sisanya 27,6 persen belum memutuskan dan 7,60 persen menolak. Dilema dan juga penolakan ini lagi-lagi masih berkutat pada masalah efektivitas dan keamanan vaksin karena dianggap sangat prematur. Inilah yang membuat orang resah. Lantas bagaimana fakta vaksin Covid-19 sebenarnya?
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI