Tampilkan di aplikasi

Kala Diponegoro dan Kartini bertutur tentang jamu

Majalah Intisari - Edisi 740
30 April 2024

Majalah Intisari - Edisi 740

Pada 11 Mei 1830, di atas korvet Pollux dalam perjalananan Diponegoro menuju pengasingan di Manado demam menyerangnya. Apa yang hendak diperbuat?

Intisari
Sang Erucakra itu berkata, “Bagaimana kamu bisa berbicara demikian tentang dokter dan pengobatan Belandamu?” Ia berbicara kepada Letda Julius Heinrich Knoerle, orang yang diminta Gubernur Jenderal Willem van den Bosch menemaninya selama perjalanan ke pembuangan dan kemudian menawarkan perawatan dari dokter kapal, Mayor-Ahli Bedah Hermanus Schillet.

Namun, Diponegoro acap melihat awak kapal mati berjatuhan di geladak dan dilempar ke laut. “Betapa takhayulnya orang Eropa dengan dokter-dokter (kalian),” katanya. Mendengar jawaban Sang Pangeran, Knoerle pun bungkam. Ia tak tahu hendak menimpali apa. Sebab, dalam kurun lima hari sebelumnya memang empat awak kapal telah tumpas karena sakit. Diponegoro juga terus menghindari dokter Eropa itu.

Padahal, tubuhnya masih lemah akibat malaria yang didapat saat bergerilya di hutan-hutan Jawa bagian tengah selama kecamuk Perang Jawa. Agaknya, Diponegoro cukup beralasan tidak mengindahkan tawaran Knoerle. Ia enggan dirawat oeh dokter yang tak bisa merawat awak kapal mereka sendiri.

Percakapan antara Diponegoro dan Knoerle itu telah diabadikan dalam buku harian yang kelak diserahkan sebagai laporan kepada Gubernur Jenderal. Percakapan itu juga telah dibukukan dalam Percakapan dengan Diponegoro (2022)yang berisi empat kesaksian orang Eropa tentang Diponegoro. Buku itu disusun Peter Carey, periset sekaligus penulis riwayat Diponegoro, Kuasa Ramalan.

Dengan kondisi macam itu, Diponegoro memilih jalan kesehatan lain. Jalan medis yang memang sudah jadi lakunya sejak jauh hari, barangkali sejak kecil kala tinggal di Tegalrejo bersama nenek buyutnya, Ratu Ageng. Kebiasaan merawat diri, seperti mengonsumsi herbal pun berjejak di dirinya, bahkan hingga saat ia ditawan dan hendak diasingkan.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI